~ Komunikasi Verbal
Setiap
hari manusia selalu berkomunikasi antar pribadi menampilkan perilaku dengan
mengirimkan pesan-pesan verbal maupun non verbal. Unsur isi pesan selalu
terdiri atas apa yang dikatakan dan di buat. Sedangkan unsur
hubungan/relasi adalah bagaimana sesuatu
itu dikatakan atau di buat. Jadi perilaku melalui pesan-pesan verbal maupun non
verbal bisa menunjukkan seberapa jauh hubungan antara komunikator dan
komunikan.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah
bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara
tertulis (written) atau lisan (oral).
Symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu
kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk
kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan
secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan (Mulyana, 2001).
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita.
Golfman (1971) dan De Lozier (1976) ; Little
John (1978); merinci pesan verbal atas ;
1)
Bahasa jarak/ruang atau prosemik
2)
Bahasa gerak anggota tubuh atau kinesik
3)
Perilaku yang terletak antara verbal dan
non verbal atau paralinguistic.
Meski jarang disadari dan diyakini
manfaatnya, Komunikais non verbal (non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan.
Bahasa tubuh adalah salah satu aspek komunikasi nonverbal di
samping aspek-aspek komunikasi nonverbal lainnya yang berkenaan dengan seni,
ruang dan waktu. Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal
meskipun terkadang diabaikan. Kita sering tidak sadar bahwa rasa suka atau rasa
benci kita kepada seseorang sering disebabkan perilaku nonverbal orang
tersebut. Di antara sekian banyak perilaku nonverbal, senyuman, pandangan mata,
atau sentuhan seseorang sering merupakan perilaku nonverbal paling berpengaruh.
Tidaklah mengherankan jika seseorang bisa mabuk kepayang karena senyuman
seorang lawan jenis. Konon, di Eropa bahasa tubuh merupakan indicator dari
tingkat pendidikan dan kesopanan seseorang,
suatu hubungan yang agak diabaikan di Amerika Serikat.
Komunikasi nonverbal merupakan
tindakan dan atribusi (lebih dari penggunaan kata-kata) yang dilakukan
seseorang kepada orang lain untuk bertukar makna, yang selalu dan diterima
secara sadar oleh dan untuk mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Burgoon
& Saine, 1978).
Komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah,
nada suara, gerakan anggota tubuh, kontak mata, rancangan ruang, pola-pola
perabaan, gerakan ekspresif, perbedaan budaya dan tindakan-tindakan nonverbal
lain yang tidak menggunakan kata-kata. Pelbagai penelitian menunjukkan bahwa
untuk memahami perilaku antarmanusia, pemahaman atas komunikasi nonverbal itu
lebih penting daripada pemahaman atas kata-kata verbal yang diucapkan atau yang
ditulis. Pesan-pesan nonverbal memperkuat apa yang disampaikan secara verbal.
Terrence A. Doyle (2001)
mengatakan bahwa studi komunikasi nonverbal adalah studi untuk menggambarkan
bagaimana orang berkomunikasi melalui perilaku fisik, tanda-tanda vocal, dan
relasi ruang/jarak. Akibatnya, penelitian tentang komunikasi nonverbal acapkali
menekankan pada dimensi beberapa aspek tertentu dari bahasa.
Komunikasi nonverbal merujuk pada variasi
bentuk-bentuk komunikasi yang meliputi bahasa. Bagaimana seseorang itu
berpakaian; melindungi dirinya; menampilkan ekspresi wajah, gerakan tubuh,
suara, nada, dan kontak mata (Eugene Matusov, 1996).
Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan mengenainsuatu kesimpulan tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam
perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di
antaranya adalah, bahasa isyarat,
ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara. Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan
oleh Paul Ekman dan Wallace V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini
membedakan lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asal-usul,
fungsi, dan kode perilaku, yakni :
·
Emblim
(Emblems), adalah perilaku nonverbal
yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim meliputi,
misalnya, isyarat untuk “oke”, “jangan ribut”, “kemarilah” yang dapat
diisyaratkan dengan menggunakan gerakan tangan dan jari kita. Emblim adalah
pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu.
·
Ilustrator,
adalah perilaku nonverbal yang menerangkan bahwa pesan nonverbal digunakan
untuk mengindikasikan ukuran, bentuk, dan jarak. Misalnya, ketika Anda
memberikan pengarahan kepada seseorang maka Anda akan menunjukkan jarak suatu
objek, apakah dekat/jauh, besar/kecil, atau tinggi/rendah (Simon Caper, 1997).
·
Affect Display, adalah gerakan-gerakan wajah yang
mengandung makna emosional, seperti rasa marah, rasa takut, gembira, sedih, semangat
atau kelelahan dan lain-lain. Fungsi ini membantu kita untuk menyatakan sikap
dan emosi dalam relasi antarpribadi. Fungsi ini juga dapat meningkatkan relasi
yang sangat tinggi antara para peserta komunikasi, misalnya meningkatkan
simpati, atau daya tarik kepada lawan bicara.
·
Regulator,
adalah perilaku nonverbal yang ‘mengatur’, memantau, memelihara, atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika Anda mendengarkan orang lain, Anda
tidak pasif, tetapi menganggukkan kepala, mengerutkan bibir atau kening,
menyesuaikan focus mata, dan membuat berbagai suara paralinguistic seperti
“mm-mm” atau “ooh”. Regulator terikat pada kultur dan tidak universal. Fungsi
ini bermanfaat untuk mengatur pesan nonverbal secara seksama untuk meyakinkan
orang lain dalam mengintepretasikan makna yang disampaikan secara verbal.
·
Sedangkan dari segi tata bahasa yang
dikemukakan oleh John ME. Chots dan
Hasan Sadily (1997 : 453) Adaptor,
adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi, atau di muka umum
tetapi tidak terlihat. Fungsi ini dimaksudkan sebagai fungsi pesan nonverbal
untuk menyesuaikan pelbagai pesan baik verbal maupun nonverbal. Misalnya,
gerakan-gerakan refleks seperti memegang jenggot, menggigit-gigit kuku,
mengurai rambut sebagai gerakan yang tidak disadari atau disadari akan
tetapi mungkin disembunyikan agar tidak diketahui orang lain (factor
kesukaan atau untuk menyenangkan diri sendiri).